Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, February 4, 2012

Gerak Ruang dan Waktu

Gerak, Ruang dan Waktu
(sebuah renungan)

Telah menjadi konsepsi umum bahwa sifat “gerak” seolah hanya bisa dihubungkan kepada materi saja. Padahal tidak demikia. Dalam ilmu fisika kuno (tradisional), gerak dibagi menjadi gerak materi dan gerak gelombang. Gelombang bisa merambat tanpa memerlukan perambatan materi. Jadi dasarnya gerak adalah perambatan enegeri. Energi adalah kemampuan melakukan usaha atau gerak.
Dengan kata lain Energi adalah kemampuan untuk menggerakkan suatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak.

Teori Relativitas Einstein telah membuktikan mengenai ekivalensi massa dan engeri. Massa itu energi, energi itu massa ( E = mc2 ).
Alam adalah gerak, gerak udara dalam angin, gerak air terjun, gerak amuba-amuba dalam air , dan gerak elektron mengitari proton, dll.
Derajat panas suatu gas tidak lain adalah suatu sifat makroskopik dari gerakan dan tumbukan trilyun trilyun trilyun…molekul-molekul gas. Ditinjau di alam mikronya, dari tiap molekulnya, suhu tidak mempunyai makna. Yang ada hanyalah energi gerak dari molekul-molekul tersebut. Dan ini secara makro dapat dirasakan oleh indera manusia maupun indera dari suatu alat ukur dan disebut suhu.
Arus listrik dan berbagai gejalan dalam rangkaian elektronik tidak lain adalah gerakan elektron melalui berbagai media.
Gelombang air merupakan gerak rambat energi melalui sifat-difat elestisitas dari mediumnya, yaitu air.
Sekarang kita lihat cahaya, cahaya adalah gerak rambat energi elektromagnet melalui suatu medium ataupun ruang hampa.
Begitu pula bunyi, bunyi adalah gerak rambat energi melalui getaran dari partikel-partikel udara. Ketika getaran partikel-partikel itu mengenai telinga, akan dikenali sebagai bunyi.
Dalam berbagai reaksi kimia, sesungguhnya terjadi gerakan perpindahan elektron-elektron dari satu orbit ke orbit lain, sehingga secara makro dikenali dengan berbagai perubahan sifat kimiawi berbagai zat.
Jika kita berfikir sesuatu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi yang lain, berarti kita sedang memikirkan engeri. Jika kita berfikir tentang kemampuan sesuatu untuk lebih besar bersifat lebih lembam, maka sesuatu itu lebih sulit untuk digerakkan oleh yang lain. Jadi karena massa ekivalen dengan energi, maka secara lebih umum gerak dapat dibandingkan dengan “energi” saja. Karena materi adalah energi itu sendiri, karena materi adalah merupakan suatu konsepsi subyektif yang telah kehilangan nilai keobyektifannya dalam Mekanika Kuantum. Jika Mekanika Kuantum benar, konspesi tentang gerak harus diubah. Kita tidak bisa menisbatkan suatu gerak pada sesuatu yang tidak ada secara obyektif, yakni materi.
Jadi engeri adalah kemampuan untuk menggerakkan suatu massa. Energi adalah kemampuan untuk menggerakkan energi lain, energi lain adalah kemampuan untuk menggerakkan energi lain lagi, dan seterusnya. Ini akan menghasilkan rantai definisi tanpa ujung, sehingga definisi ini kehilangan maknanya.
Dengan menilik definisinya, dengan mudah dapat dibuktikan bahwa gaya dapat dimaknakan sebagai perubahan energi tiap satuan jarak dalam ruang yang ditempuh.
Sehingga dapat diperoleh tiga unsur yang paling mendasar dalam gerak, yaitu: energi, ruang dan waktu. Anggaplah dulu bahwa ketiga unsur ini aksiomatis, tidak dapat didefinisikan lagi. Namun, teori Relativitas Einstein kembali menyatakan bahwa ruang maupun waktu tidak absolut, tapi relatif. Tidak dapat didefinisikan suatu ruang dan waktu mutlak. Ruang dan waktu memiliki makna yang personal, amat personal.
Suatu partikel (saya sebut : energi!) yang bergerak relatif terhadap partikel lain (saya sebut : energi lain), masing-masing akan memiliki ruang dan waktu sendiri-sendiri!
Jadi, seandainya energi dapat dibayangkan sebagai suatu makhluk yang memiliki derajat kehidupan dan kesadaran tertentu, maka ruang dan waktu bersifat subyektif!
Lebih jauh lagi mereka tidak memiliki makna tanpa adanya gerak dari benda tersebut. Mungkin itulah suatu dasar dari ucapan “Ruang dan Waktu? Ilusi, hanyala ilusi!”. Ruang dan Waktu kehilangan makna tanpa adanya gerak dari pertikel (saya sebut : energi!). Lebih lanjut, kemampuan untuk melakukan gerak itulah energi, dan itulah materi.
Ruang dan Waktu, adalah ilusi dari gerak.
Seperti yang dikatakan Sayyidina Musa bin Husein Al-Habsyi Al-Bangili (r.a) dalam khutbah mulyanya : “Tiada lain alam ini adalah gerak dan materi hanyalah potensi untuk melakukan gerak”.

Dalam kekosongan segala
kudapati ruang
dan denyut nafaskupun menyadari roda-roda waktu
Dalam ketiadaan ruang maupun waktu
kudapati Gerak, sumber dari semua citra di mayapada
Apakah Gerak itu? Aku tidak tahu
Yang kutahu, sekiranya Gerak itu satu-satunya yang Ada
maka Gerak tiada akan berGerak
Jadi Ada dan Tiada apakah artinya?
Ada dan Tiada adakah bedanya?
Di balik Ada dan Tiada, hanya kulihat satu Hakikat,
Tuhanku, Tuhan Yang Maha Agung dalam kesendirianNya !

Sumber : Dimitri Mahayana, Kumpulan Renungan Fisika, 26 Oktober 1994

Nb : untuk belanganan artikel terbaru dari fisika 14 , silahkan masukan email anda di kolom Email anda atau melalui gambar di bawah ini
fisika 14

No comments:

Post a Comment